Jakarta, 30 Mei 2023 – Dalam situasi bencana maupun konflik, perempuan menghadapi situasi yang lebih rentan untuk menjadi korban dibandingkan dengan laki-laki. Pasalnya, berbagai norma gender selama ini mengkonstruksikan peran perempuan ke dalam kerja di lingkup domestik.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh organisasi perempuan untuk mengubah keadaan yang tidak menguntungkan ini, termasuk dalam situasi bencana dan konflik. Untuk itu, Asosiasi menilai bahwa penguatan kapasitas organisasi perempuan dalam membangun resiliensi penting, salah satunya dengan membangun sistem kesiapsiagaan. Membangun kesiapsiagaan bertujuan untuk mengurangi resiko dari kejadian bencana dan menjauhkan dari semua ancaman.
Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 28-30 Mei 2023 di Griya Patria Jakarta Selatan dan dihadiri 23 orang perwakilan organisasi perempuan dari seluruh Indonesia. Melalui pelatihan Membangun Sistem Kesiapsiagaan bagi Organisasi Perempuan, organisasi perempuan diharapkan dapat mengintegrasikan kesiap-siagaan dalam kebijakan/sistem organisasi, sehingga terbangun ketangguhan dengan tetap melanjutkan mandate lembaga dalam situasi bencana.
Dalam konteks LBH APIK, yaitu tetap bisa memberikan pendampingan kepada korban kekerasan berbasis gender maupun kekerasan seksual, mengingat situasi bencana berpotensi besar bagi kelompok rentan untuk mengalami kekerasan.
Selama 3 hari pelatihan tersebut, peserta diajak untuk memetakan kapasitas, potensi ancaman dan kerentanan, maupun peta kerja dari organisasi perempuan di setiap tahapan kebencanaan, yaitu mitigasi, kesiapsiagaan, respon, dan recovery. Dalam pelatihan ini juga adanya sesi berbagi pengalaman dari masing-masing organisasi untuk mendapatkan masukan dan rencana ke depan yang lebih baik.