SHEnergy Fest: Ruang Kolektif Riang untuk Transisi Energi yang Adil dan Inklusif

Tak cuma pentas musik yang bisa dikemas dalam konsep festival, isu transisi energi yang terdengar begitu berat dan serius ternyata bisa juga dibungkus dalam konsep festival yang edukatif nan menarik.

Kota Bandung menjadi lokasi yang dipilih untuk menghelat SHEnergy, sebuah festival yang mengangkat isu transisi energi dan perempuan. Jawa Barat merupakan provinsi dengan potensi sumber energi yang besar, sementara Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan zero net emission pada 2055. Untuk mendorong ini, Jawa Barat memiliki beberapa proyek energi terbarukan seperti PLTA dan PLTS. Itulah beberapa alasan mengapa Kota Bandung secara khusus dipilih sebagai lokasi SHEnergy Fest.

Festival dengan tajuk “SHEnergy Festival: Suara Perempuan untuk Transisi Energi yang Adil dan Berkelanjutan” ini diinisiasi oleh Asosiasi LBH APIK, Yayasan Kalyanamitra, 2030 Youth Force Indonesia, dan Koalisi Womans for JET dengan dukungan dari Oxfam Indonesia. Acara ini diselenggarakan di Fragmen Project dan terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya apapun.

Festival kolaboratif yang digelar pada 27 April 2025 ini berupaya mengampanyekan perempuan sebagai aktor utama dalam proses transisi energi bersih yang inklusif dan berkeadilan. SHEnergy Fest hadir sebagai ruang edukatif dan kreatif untuk memperkuat pemahaman masyarakat, khususnya kelompok perempuan dan generasi muda terhadap isu transisi energi yang adil. Selayaknya sebuah festival, SHEnergy Fest berisi serangkaian kegiatan seperti workshop, talkshow, pentas seni hingga pameran.

Lewat SHEnergy Fest, diharapkan masyarakat mulai menyadari bahwa selama ini transisi energi sering kali belum mempertimbangkan kesetaraan gender dan inklusivitas sosial. Perempuan serta kelompok rentan lainnya masih dihadapkan pada tantangan besar baik sebagai pengguna energi. Data terkini menyebutkan hanya 12% perempuan Indonesia yang menjadi lulusan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Kesenjangan besar ini perlu dijembatani salah satunya lewat SHEnergy Fest agar perempuan dapat punya peran yang lebih signifikan dalam sektor transisi energi.

SHEnergy Fest diawali dengan dua workshop interaktif yaitu workshop membuat zine dengan topik “Mendorong Ruang Publik Aman dan Transportasi Adil Ramah Lingkungan”. Workshop kedua adalah belajar bahasa isyarat yang berkolaborasi dengan Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (PUSBISINDO) Jawa Barat dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI). Mereka mengulas inklusivitas dalam transisi energi termasuk hambatan apa saja yang dihadapi penyandang disabilitas.

Sesudah workshop, dilanjutkan dengan sesi talkshow yang mengulas pentingnya keadilan gender dalam transisi energi. Talkshow yang berjudul “Krisis Iklim Kumat, Kawin Anak Meningkat” ini menghadirkan dua narasumber yaitu Ika Agustina dari Kalyanamitra dan Hino Samuel Jose dari Koalisi Nasional Orang Muda Pencegahan Perkawinan Anak serta dimoderatori oleh Silva Hafsari dari 2030 Youth Force Indonesia. 

Para narasumber dalam talkshow ini menjelaskan masalah lingkungan bisa menjadi ancaman bagi pemenuhan hak anak. Salah satunya karena perkawinan anak bisa meningkat imbas krisis iklim. Tak ketinggalan ada penampilan ciamik dari Lami, Teater Serum dan Puspa Karima lewat pentas seni sebagai ruang ekspresi dan kreatif mempermanis SHEnergy Fest. Pentas seni yang mengambil tema relasi perempuan, alam, dan energi ini coba mengangkat suara-suara terpinggirkan dalam isu lingkungan dan transisi energi.

Tak hanya acara seru dan penting, festival ini juga menyediakan lapak-lapak dari komunitas perempuan inspiratif seperti lapak Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA). Lapak ini  menjual produk berbahan dasar lokal yang tentunya mendukung kegiatan pemberdayaan perempuan. Lalu ada lapak Koperasi Bale Selesa, komunitas seni asal Bandung yang membuka jasa sablon kaos, dan juga ada lapak dari Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Bandung yang bikin booth edugames, booth curhat dan pengaduan sampai menjual gelang manik-manik. Uang dari hasil pembelian pengunjung di SHEnergy Fest ini turut membantu gerakan ekonomi yang lebih adil buat para perempuan lainnya.

SHEnergy Fest ingin hadir tak hanya menjadi sekadar perayaan, namun langkah nyata untuk membangun kesadaran kolektif dan menjadi wadah bagi suara perempuan untuk mewujudkan transisi energi yang berkeadilan. Rangkaian kegiatan edukatif, kreatif, dan kolaboratif bisa menjadi momentum memperkuat solidaritas antar komunitas perempuan dan kelompok termarjinalkan lainnya. SHEnergy Fest ingin memberi pesan bahwa masa depan energi yang adil hanya bisa dicapai jika seluruh lapisan masyarakat terlibat secara setara.

 

 

Terimakasih!

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.