Berangkat narasi bahwa transisi energi tidak hanya tentang perubahan teknologi, tetapi juga tentang keadilan sosial dan inklusivitas. Perempuan, dengan berbagai latar belakang identitas seperti masyarakat pedesaan, penyandang disabilitas, dan pekerja sektor informal, sering kali menghadapi tantangan besar dalam mengakses energi yang berkelanjutan dan terjangkau.
Pengalaman perempuan jarang didengar dalam kebijakan energi. Di satu sisi, perempuan adalah pihak paling terdampak atas proses transisi energi yang tidak adil. Namun di sisi lain, perempuan juga telah banyak melakukan inisiatif di akar rumput dalam mengupayakan energi bersih dan terbarukan.
Seri artikel feature pertama berjudul “Ketika Jargon Energi Bersih Mengorbankan Air Jernih, Sudahkah Transisi Energi Adil dan Jadi Solusi?” yang berkolaborasi dengan Konde.co, Solidaritas Perempuan Mataram, dan Gema Alam NTB.